Upaya Menjadi Kiblat Islam di Asia Tenggara

Label:

0


Brunei Darussalam menjadikan Islam sebagai dasar penting dalam pemerintahannya. Negara ini menganut ideologi Melayu Islam Beraja yang bermakna Melayu sebagai akar budaya bangsa, Islam sebagai agama negara dan panduan masyarakat, serta beraja atau kerajaan sebagai sistem negara dan pemerintahan. Upaya-upaya menjadikan negara itu sebagai salah satu kiblat Islam di Asia Tenggara dilakukan dengan banyak cara. Keberadaan dua masjid besar dengan kubah berlapis emas, merupakan salah satunya.
Dominasi Islam di Brunei, yang bermazhab Syafii, tidak lepas dari keberadaan 398 ribu penduduknya yang 67 persen di antaranya beragama Islam, namun berdampingan dengan penganut dua agama besar lainnya Kristen dan Budha. Posisi sultan selain sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, juga menjadi kepala agama di negara tersebut.


Islam menjadi bagian dari sejarah keberadaan Brunei, baik sebagai negara merdeka setelah bebas dari jajahan Inggris tahun 1984, maupun sebagai sebuah kerajaan dengan sultan pertamanya yang beragama Islam, Sultan Muhammad Shah (1383-1402). Kebanggaan masyarakat terhadap Sultan, direpresentasikan dalam lagu kebangsaan, Allah Peliharakan Sultan.
Sebagian catatan menyebutkan, penyebaran Islam di Brunei tidak lepas dari peran seorang China muslim bernama Pu Kung Chih-mu, yang meninggal di sana tahun 1264. Diyakini penyebaran Islam di Filipina dan sebagian kawasan Kalimantan juga bersumber dari Brunei. Sekian ratus tahun setelah itu, kini Islam menjadi pondasi dalam banyak hal, misalnya dalam hal minuman keras. Alkohol merupakan jenis minuman yang sangat sulit ditemukan karena memang dilarang. Turis asing dibenarkan membawa minuman beralkohol untuk konsumsi sendiri dengan kadar tertentu, namun harus lapor ke pabean sewaktu memasuki wilayah Brunei.
Di pusat perbelanjaan terbesar di Bandar Seri Begawan, ada mesin semacam ATM yang menerangkan tentang data berkenaan keislaman di Brunei. Jumlah madrasah, jumlah masjid, musholla, dan sebagainya. Di dalamnya juga dapat ditemukan informasi tentang hukum-hukum Islam.
Kegiatan-kegiatan bersifat keagamaan menjadi acara penting di Brunei, bahkan bersifat kolosal dengan kehadiran Sultan Hasanal Bolkiah, sultan saat ini. Pegawai-pegawai pemerintahan wajib datang dalam acara acara Maulid Nabi, Isra’ Mikraj maupun Nuzulul Quran. Masjid menjadi tempat sentral kegiatan.
Plang-plang nama dan tulisan yang menempel di gedung-gedung dan nama jalan, menggunakan aksara Arab yang berdampingan dengan aksara latin, kondisinya lebih kurang mirip dengan di Aceh. Namun berbeda dengan di Aceh yang mewajibkan kaum perempuan mengenakan jilbab, maka di Brunei cukup mudah menemukan wanita yang tidak mengenakan jilbab.
Tentang Dua Masjid
Tonggak terpenting keberadaan Islam di Brunei terlihat dari keberadaan dua masjid utama di sana, yakni Masjid Omar Ali Saifuddien dan Masjid Jame‘ Asr Hassanil Bolkiah. Kedua masjid itu menjadi kebanggaan masyarakat Brunei.
Masjid Omar Ali Saifuddien yang berada di kawasan pusat kota Bandar Sri Begawan dibangun tahun 1958 dengan biaya sekitar US$ 5 juta termasuk untuk kubah emasnya. Nama masjid ini diambil dari nama Sultan Brunei ke-28, ayah sultan saat ini. Masjid ini dibangun di atas danau buatan. Jika laut sedang pasang, air laut akan memenuhi danau buatan tersebut dan mengesankan masjid itu terapung. Malam hari, lampu hiasan masjid akan memberikan nuansa syahdu. Taman-taman di sekitar masjid sering menjadi tempat bercengkerama para keluarga maupun remaja Brunei.
Sementara Masjid Jame‘ Asr Hassanil Bolkiah, juga berada di Bandar Sri Begawan, namun agak di pinggiran kota. Lokasinya berada persis di tepian jalan tol atau disebut lebuh raya. Kendati ada lebih dari 10 pintu masuk menuju masjid, namun yang selalu terbuka hanya dua pintu utama di bagian depan. Masjid ini dibangun tahun 1988 dan diresmikan tahun 1994 bersamaan dengan ulang tahun ke-48 Sultan Hassanal Bolkiah, sultan saat ini.
Mesjid ini mempunyai 29 menara yang modelnya mirip dengan menara Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Jumlah menara tersebut menjadi simbol status sultan saat ini yang merupakan sultan ke-29, Hassanal Bolkiah yang nama lengkap kebangsawanannya Kebawah Duli yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah  Mu’izzaddin Waddaulah ibni Al-Marhum Sultan Haji Omar ‘Ali Saifuddien Sa’adul Khairi Waddien.Sumber:Harian Analisa

0 Response to "Upaya Menjadi Kiblat Islam di Asia Tenggara"

Posting Komentar

Daftar Blog Saya

About Me

Depok, West Java, Indonesia
Saya adalah aku yaitu dialah sang "Fitria".Anak Sebelas IPA 3 No.13.Do you know me?Oh ya sebelum lupa nie......blog ini berisi tentang pengetahuan umum.Jadi Insya Allah bermanfaat !Amien............

Our Trip Observation

Cari Blog Ini

    Blog Archive

    Label

    Labels

    Tokoh Utama Ku

    Motto Hidup

    "Jangan lupa Kepada sang pencipta dalam segala hal jika tidak ingin dilupakan-Nya"

    Jumlah Postingan dan Komentar

    Postingan
    Komentar

    Mini Updates

    Newest Posts

    Komentarmu tentang blog ini?

    Followers

    Sejarah Singkat Sekolahku Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 99 Jakarta, berdiri sejak tahun 1987 tepatnya tanggal 17 Juli 1987. Pada tahun pertama pelajaran 1987-1988 keadaan sekolah masih dalam kondisi masih sangat sederhana. Bangunannya terdiri atas dua lantai yang meliputi 10 ruang kelas belajar, 1 ruang Kepala Sekolah dan Tata Usaha, 1 ruang Guru, 1 ruang Koperasi, 1 ruang Perpustakaan, 1 ruang OSIS, 1 ruang Laborotorium IPA, 1 ruang PMR, 1 ruang Serba Guna, dan 1 rumah penjaga sekolah. Untuk melengkapi sarana Olang Raga yang belum ada diupayakan dengan membersihkan ilalang pada halaman sekolah. Pada tahun 1988, berdasarkan SK Kanwil Depdikbud DKI Jakarta nomor: 025/O/1988, tertanggal 8 Februari 1988 yang masih status SMA Baru, diubah namanya menjadi SMA Negeri 99 Jakarta. Tahun Pelajaran 1989-1990, pada tahun ketiga sekolah berdiri, baru dimulai pengembangan dan pembangunan sekolah antara lain: Penghijauan sekolah, Pembangunan rumah penjaga sekolah, Kantin, Musholla, Lapangan Olah Raga yang juga digunakan sebagai lapangan upacara, serta pembangunan pemasangan atap sekolah. Pada tahun 1989-1990, kegiatan belajar mengajar diselenggarakan 2 shift, yaitu shift pagi bagi siswa kelas III sebanyak 9 kelas, siswa kelas II Fisika (A-1) 2 kelas, dan siswa kelas II Biologi (A-2) 2 kelas, sedangkan shift siang bagi siswa kelas II IPS (A-3) 5 kelas, dan siswa kelas I 9 kelas. Dan pada tahun pelajaran inilah berhasil meluluskan siswa kelas III angkatan pertama. Tahun Pelajaran 1993-1994 Kepala sekolah Bapak LH. Simanjuntak, SH, digantikan oleh Bapak Drs. H. Muchtar Aminudin, pada masa inilah banyak dilakukan pengembangan dan pembangunan sarana dan prasana sekolah. Bangunan sekolah menjadi 3 (tiga) lantai dengan penambahan : 9 ruang belajar, 1 ruang laboratorium bahasa, 1 ruang perpustakaan. Atas dasar kondisi sekolah yang memadai itu, maka kegiatan belajar mengajar dijadikan 1 shiht, sehingga semua kegiatan belajar mengajar kelas I, II, dan III dilakukan pada pagi hari. Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana sekolah terus dilakukan atas dasar kerjasama dengan BP-3 (orang tua murid) dengan hasil antara lain pelebaran lapangan Olah raga (Lapangan Upacara), pembuatan jembatan dan jalan tembus sebelah barat sekolah, serta pembangunan Masjid “Darussalam” SMA Negeri 99 yang pembangunannya tahap I (pertama) meliputi 1 (satu) lantai sudah selesai, dan diresmikan penggunannya oleh Kepala Kanwil Depdikbud DKI Jakarta yaitu Bapak Drs. H. Alwi Nurdin pada tanggal 1 Mei 1998. Prestasi sekolah baik akadenik maupun non-akademikpun meningkat. Di bidang akademik berdasarkan NEM EBTANAS, sejak tahun pelajaran 1995-1996 peringkat sekolah dalam lingkungan rayon 17 berhasil mencapai peringkat 2 di bawah SMA Negeri 39. Di bidang non-akademik prestasi yang dapat dibanggakan SMA Negeri 99 mendapat peringkat 1 dalam lomba kebersihan antar sekolah se Jakarta Timur. Pada tahun pelajaran 1998-1999 prestasi akademik SMA Negeri 99 cukup membanggakan, berdasarkan NEM EBTANAS peringkat sekolah menjadi peringkat 1 (satu) untuk tingkat rayon 17, sedangkan untuk tingkat Jakrta Timur masuk dalam 10 (sepuluh) kelompok besar. Pada tahun 2003 diletakan landasan sistem manajeman mutu dengan merintis sekolah yang berstandar ISO 9001 – 2000. Selain itu pada masa akhir jabatannya SMA Negeri 99 berhasil mendapatkan status sebagai sekolah unggulan tingkat propinsi. Kemudian, SMA Negeri 99 berhasil memperoleh sertifikat ISO pada bulan November 2008. Selain itu SMA Negeri 99 mulai merintis sebagai sekolah kategori mandiri (SKM).

    Translates

    IP

    Search Engine

    My Family

    My Family

    Recent News

    My Calendar

    Time

    Poem

    I Had the Nerve to Dream I had the nerve to dream and told my 'supportive' friends They told me I was silly I looked at all of them I said, 'Who are you to say that? Cause I had the nerve to dream? You're in a hurry to grow up No imagination, as it seems.' I had the nerve to dream On that unexpected day I said, 'You're no good for me' and laughed as I walked away

    My Friends

    My Friends

    Buku Tamu

    MOTTO HIDUP

    STICKER ►►MOTTO HIDUPKU MOTTO HIDUP Bisa Karena Biasa Berdoa disertai Usaha JAngan meremehkan hal-hal yang kecilMulailah kebaikan dari sejak dini Jangan mudah putus asa LAa ilahaillallah Muhammadarrasulullah!

    Logo SMAN 99

    Feeding Hamster

    Let's Play!